Sabtu, 05 Desember 2009

Ha Noi: Hanya ada 1 KFC dan 1 Masjid

KFC Ha Noi

Bacalah cuplikan berita di bawah ini. Mungkin hal yang sama juga terjadi waktu KFC pertama dibuka Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta: antrean panjang, long queues!

[VietNamNet (23/06/2006) – KFC open its first Hanoi outlet yesterday and is eyeing locations for more outlets in the North Vietnam. On the opening day, the outlet attracted a throng of curious customers, who joined long queues in order to taste the colonel’s recipe. “This is a good start,” KFC Vietnam General Director Nguyen Chi Kien said. He also thinks that Hanoi is a potential market for KFC to expand its business. “Hanoian’s have changed their tastes and we see a lot of opportunity here for KFC,” Kien added. KFC plans to open three other outlets in the city later this year, with other northern cities on its expansion schedule such as Hai Phong. KFC opened its first Vietnam outlet in HCM City in 1997. Since then 19 outlets have opened in HCM City and one in Dong Nai Province. (Source: BBC)]

Ini berita biasa kalau di tanah air. Tapi tentu saja berita luar biasa di negara Komunis seperti Vietnam. Menurut saya Ha Noi merupakan kota yang hebat, cukup kuat mempertahankan pedagang tradisional/ pedagang kecil dan usaha lokal mereka dari gempuran kapitalisme.Tidak seperti Jakarta dan kota-kota lain di tanah air, tidak mudah menemukan restoran cepat saji a la western di Ha Noi. Setahu saya hanya ada 1 KFC di Ha Noi. Letaknya sangat strategis dekat danau Hoan Kiem. Menempati bangunan tua (mungkin dibangun pada era kolonial Perancis).

Masjid Ha Noi

Hal lain yang menarik adalah kehidupan beragama di Ha Noi. Saya tertarik untuk mengunjungi Masjid di Ha Noi pada kunjungan saya yang kedua pada Ramadhan 1429 (2008). Setelah browsing di internet saya menemukan alamat Masjid Al Nour, satu-satunya masjid di Ha Noi. Saya minta bantuan petugas front office hotel tempat saya menginap untuk menunjukkan arah masjid. Jangan tanyakan masjid kepada warga lokal, karena bangunan ini lebih dikenal dengan sebutan Pagoda India. Karena itu, wajar jika mereka kebingungan saat diminta menunjukkan arah masjid itu. Lebih baik kita menanyakan Hang Luoc Street No. 12, alamat masjid ini. Lokasinya tidak jauh (dapat ditempuh dengan jalan kaki) dari Hang Gai Street yang merupakan pusat tempat belanja souvenir bagi para turis. Bahkan saya berjalan kaki dari Thuong Kiet Street, tempat saya menginap.

Jika melihat fisik bangunan, masjid yang konon dibangun oleh orang-orang Muslim India pada 1890 itu, kalau di Indonesia lebih tepat disebut mushalah. Luas bangunan hanya 100-an m2. Kapasitas masjid hanya bisa menampung 100-an jamaah. Padahal, rata-rata mushalah di Indonesia lebih dari itu. Halaman masjid cukup teduh.Terdapat beberapa tanaman dan pot-pot bunga. Sebagai pembatas, ada pagar setinggi dua meter dicat putih. Bangunan masjid tentu saja terlihat kontras dengan lingkungan sekitarnya. Alhamdulillah, saya bisa merasakan atmosfir relijius di negara Komunis.

Tidak ada komentar: