Minggu, 07 Februari 2010

Pulau Bidadari: Private Island yang Kontroversial

Perjalanan selama dua pekan di Nusa Tenggara Timur di awal 2008 berakhir di kota Labuan Bajo, kabupaten Manggarai Barat di ujung barat pulau Flores. Masih ada waktu setengah hari menunggu penerbangan ke Denpasar sebelum balik ke Jakarta. Sebenarnya saya ingin sekali ke pulau Komodo. Tetapi waktu terlalu suntuk. Team Leader kami, dokter hewan senior kelahiran Manggarai menawarkan untuk berkunjung ke Pulau Bidadari, private island di salah-satu pulau di wilayah Taman Nasional Komodo yang menghebohkan karena dikabarkan dibeli warga negara asing.

Tujuan utama ke pulau bidadari adalah melepas rasa penasaran akan pulau yang kontroversial itu, sekadar menikmati pantainya yang putih bersih serta pelayaran di antara pulau-pulau kecil di selat Sape (antara pulau Sumbawa dan Flores). Walau tanpa appointment, kami berharap bisa bertemu dengan EL warga negara Inggris yang menjadi terkenal karena dikabarkan membeli pulau itu.

Pulau Bidadari hanya berjarak sekitar 6 km dari Labuan Bajo kami tempuh selama sekitar 20 menit dengan menyewa boat kayu yang memang biasa melayani wisatawan untuk disewa untuk mengunjungi pulau-pulau di kawasan Taman Nasional Komodo.
Setelah merapat di pantainya yang berpasir putih, dengan jelas terbaca papan peringatan "DILARANG MASUK KAWASAN PRIBADI/ NO ENTRY PRIVATE PROPERTY", terasa kurang bersahabat. Seorang perwakilan dari kami menghubungi pos penjagaan dan meminta satpam untuk mengirim pesan ke EL bahwa kami rombongan dokter hewan dari Labuan Bajo, Kupang, Denpasar dan Jakarta ingin bertemu dengan dirinya. Seperti sudah kami duga, sebagaimana umumnya orang barat yang respect terhadap dokter hewan, EL mengijinkan kami masuk ke pulau itu dan bertemu langsung dengan kami.

Pantai Pulau Bidadari

Dilarang Masuk

Sekitar satu jam kami berbincang dengan EL. Latar belakangnya sebagai ahli biologi dengan kekhususan penyu membuat obrolan kami bisa nyambung. Kami menanyakan tentang kontroversi penjualan pulau Bidadari serta isu pelarangan nelayan menangkap ikan di perairan pulau itu. Dia menegaskan tidak membeli pulau itu dan hanya datang sebagai investor. Dia melarang para nelayan dan penduduk setempat melakukan penangkapan ikan di pulau tersebut karena para nelayan sering merusak terumbu karang yang masih sangat indah di wilayah itu. Menurut dia kelestarian terumbu karang sangat penting untuk dijaga untuk pengembangan wisata under water yang pada akhirnya akan memiliki kontribusi pada perekonomian setempat.

Terlepas dari kebenaran penjelasan EL, yang patut digarisbawahi adalah visinya untuk membangun fasilitas pariwisata di sana. Selama ini turis asing yang berkunjung ke Kawasan Taman Nasional Pulau Komodo banyak yang merupakan penumpang kapal pesiar. Mereka hanya turun untuk menikmati komodo dan diving, selebihnya menginap dan makan di kapal Pesiar yang hampir seluruhnya milik asing. Ini artinya daerah wisata tidak mendapat nilai tambah. Dengan membangun resort seperti pulau Bidadari akan meningkatkan turis yang singgah dan menginap didarat sehingga lebih berkontribusi bagi perekonomian daerah.

Pada akhir perbincangan EL mengantar kami untuk meninjau project pembangunan bungalow yang sedang dalam tahap pengerjaan.

Pembangunan Bungalow

Kredit Foto hurek.blogspot.com

Tidak ada komentar: