Selasa, 28 Agustus 2012

Pecel Lele Belanda

Nama masakan ini adalah "Limburgse forel met amandeltjes geserveerd met frites en garnituur van warme groenten" yang artinya kira-kira adalah Ikan Forel a la Limburg yang disajikan dengan sayuran hangat. Terlalu panjang dan ribet mengucapkannya, mungkin lebih baik disingkat "Pecel Lele Belanda". Ada beberapa masakan khas Limburg (provinsi tempat kota Masstricht berada). Karena alasan kehalalan saya mencoba hidangan ikan. Restoran yang menyajikan makanan ini adalah Buvette ‘t Piepenhoes. Berlokasi di Maastrichter Brugstraat 2, ditepian Sungai Maas persis di dekat jembatan megah dari abad ke-13 yang bernama St. Servaas dan merupakan salah satu kebanggaan kota Maastricht. Menikmati hidangan has Limburg sambil memandang pemandangan kota tua Maastricht saat senja musim panas. Sungguh senja yang indah.

Kamis, 23 Agustus 2012

Idul Fitri @ Maastricht

Aku sudah bermimpi untuk ikut simposium ke-13 tahun 2012 di Maastricth sejak simposium ke-12 tahun 2009 di Durban...dan akhirnya mimpi itu menjadi kenyataan. Abstractku diterima oleh Scientific Committe dan ada donor yang bersedia memberikan sponsor. Sangat excited! Sampai-sampai lupa memeriksa kalender, dan baru sadar kemudian ternyata jadwalku presentasi di simposium adalah 20 Agustus, berarti harus sudah tiba di Maastricht paling lambat 19 Agustus dan itu berarti merayakan Idul Fitri sendirian di Belanda! Sama sekali tak terpikirkan tentang menu makanan untuk merayakan Idul Fitri. Setelah perjalanan dengan kereta api sekitar 4 jam dari Schiphol Intnl Airport, akhirnya tiba di Stasiun Maastricht sekitar pukul 11 pagi. Niatnya mencari salad dan roti di convenience store stasiun untuk mengganjal perut yang sudah keroncongan, betapa excited (lagi!), ternyata ada gado-gado di lemari display. Jadi lah merayakan Idul Fitri di Belanda dengan santapan gado-gado!

Senin, 13 Agustus 2012

Nagari Taram

Aku mengalami deja vu, ada perasaan pernah datang ke sini seperempat abad yang lalu...

.

Aku mengenal "Nagari Taram" sejak masih teramat kecil, dari buku Bapak, kalau tidak salah judulnya "Sosiologi Pedesaan" karya Prof. Sayogya, lebih dari 25 tahun yang lalu. Buku itu banyak menjelaskan tentang konsep desa tatanan sosial pedesaan di Indonesia, salah satunya adalah Nagari yaitu desa dan tatanan sosial pedesaan Minang Kabau, dan sebagai studi kasus yang dijelaskan oleh Prof. Sayogya adalah Nagari Taram di Luhak Lima Puluh Kota - Sumatera Barat. Agak geli juga mengingat waktu aku sekecil itu melahap buku seberat sosiologi pedesaan

.

Tahun lalu kantor menugaskan ke Kabupaten Lima Puluh Kota. Dan tak disangka ternyata salah satu agenda yang disiapkan kolega di Kabupaten adalah kunjungan lapangan ke Nagari Taram. Here I am.....