Minggu, 25 Desember 2011

Backpacking in Singapore

Pekan lalu saya mendadak dapat tugas dari kantor untuk travelling ke Provinsi Kepulauan Riau. Dengan menumpang pesawat paling pagi ke Batam, disambung taksi ke pelabuhan Telaga Punggur dan menyeberang dengan feri Baruna saya tiba di Tanjung Pinang pukul 09.00 pagi. Ternyata pekerjaan bisa diselesaikan dalam waktu sehari, dan petang hari bisa kembali ke Batam.

Penerbangan ke Jakarta masih > 24 jam, masih cukup waktu untuk menyeberang ke Singapura. Maka sebelum malam, saya ke Pelabuhan Batam Center untuk memesan tiket feri ke Singapura!

Pukul 05.15 WIB

Keluar dari home stay, mampir dulu di kedai kue subuh. Lumayan, dengan tiga lembar uang seribu rupiah bisa dapat 3 potong kue, lumayan buat sarapan. Sarapan di Singapura pasti mahal!

Pukul 06.10 WIB

Ini feri paling pagi, membawa saya tiba di Harbour Front Singapura pukul 8-an waktu setempat atau pukul 7-an WIB. Perjalanan Batam - Singapura ini ibarat orang berangkat kerja Bogor - Jakarta. Bedanya feri Batam - Singapura sekali jalan 29.00 dolar Singapura, kalau naik commuter line Bogor - Jakarta cukup 7.000 Rupiah (atau hanya sekitar 1.00 dolar Singapura!)

Karena ini hari kerja, lumayan bisa melihat kesibukan kota Singapura pada saat orang-orang berangkat kerja naik MRT.

Tujuan utama saya tentu saja Marina Bay tempat duduk Merlion yang menjadi simbol Singapura, serta dikelilingi oleh bangunan-bangunan yang menjadi landmark kota ini.

Bekal pagi ini adalah sekeping ez-link card tiket MRT yang bisa juga dipakai untuk naik bus (pinjaman sahabat saya yang bekerja di Singapura), selembar peta rute MRT, sebotol air minum dan sekaki payung (juga pinjaman).

Marina Bay dapat dicapai dari HarbourFront menggunakan MRT jalur ungu dan transit di stasiun Dhoby Ghaut ke MRT jalur kuning dan turun di stasiun Esplanade.

Pukul 09.00 Singapore Time (08.00 WIB)

Tiba di stasiun Esplanade, harus berjalan cukup jauh menuju Marina Bay melalui CityLink Mall dan Esplanade Theatre on the Bay. Tentu saja Mall dan Theatre masih tutup. Ini masih terlalu pagi!

walau hari masih pagi, Merlion park di Marina Bay sudah dipenuhi turis, di antara mereka ada yang berbahasa Indonesia. Patung Merlion sepertinya jadi tujuan utama para turis di Marina Bay. Para turis harus rela antri berfoto dengan latar belakang patung yang berbentuk perpaduan Mermaid (duyung) dan Lion (singa). Selain itu ada sederetan landmark lain di Marina Bay, yaitu Esplanade Theatre on the Bay (yang berbentuk kulit durian), Marina Bay Sand (tiga gedung pencakar langit yang di puncaknya saling terhubung Sands SkyPark® berbentuk kapal yang seolah terkandas diatas gedung)dan The Fullerton Hotel (bangunan tua yang menjadi landmark pertama kota Singapura).





Pukul 10.00 Singapore Time (09.00 WIB)

Waktu satu jam cukup lama untuk menikmati Marina Bay sendirian, untuk foto-foto narsis pake kamera HP dengan latar belakang Merlion dan Marina Bay Sands (itu juga harus minta bantuan mbak-mbak Cina daratan dan mas-mas Vietnam).

Di Marina bay tampak hilir mudik kapal river cruise, baru saya sadar Marina Bay memang berada di muara sungai Singapura. Dengan membeli tiket di dermaga dekat Merlion seharga 17 SGD saya menikmati Singapore River Cruise, bergabung dengan rombongan kecil dari Cina daratan, keluarga dari Jepang dan pasangan dari Pilipina (saya sih tidak melakukan wawancara dengan mereka, tapi dari bahasa dan logat mereka, saya bisa menebak dari mana mereka berasal). Hanya saya seorang penumpang kapal yang berasal dari Indonesia.

Perjalanan mengikuti River Cruise sangat menarik, menyusuri Sungai Singapura yang bersih dari muara ke arah hulu, melewati bangunan dan jembatan bersejarah dan beberapa karya seni dengan diiringi narasi audiovisual yang dioperasikan kapten kapal, cukup informatif.





Pukul 11.00 Singapore Time (10.00 WIB)

Perjalanan Singapore River Cruise pp ditempuh sekitar 1 jam. Tujuan saya selanjutnya adalah Bugis Street, cukup dekat dengan Marina Bay. Saya kembali naik MRT dari Stasiun City Hall menuju Stasiun Bugis. Kalau tidak gerimis, sebenarnya saya ingin berjalan kaki.

Kawasan bugis street yang mirip Mangga Dua atau Tanah Abang ini merupakan kawasan belanja ekonomis, semakin serasa di Mangga Dua dan tanah Abang karena banyak pengunjungnya berdialek Jakarta, Medan, Bandung. Inilah jawaban mengapa tadi di river cruise tidak ada penumpang Indonesia selain saya. Orang Indonesia memang lebih senang belanja.

Tujuan utama saya ke Bugis Street adalah untuk mengenali kawasan backpacking Singapura, di kawasan Bugis Street ini banyak backpacker hostel, semacam survei kecil-kecilan bila nanti kembali lagi, dan sekedar makan siang. Saya memilih makan siang "Nasi Padang" yang berlogo halal dari MUI Singapura di Food Court Bugis Junction. Pukul 12 adalah waktu istirahat makan siang di Singapura, sehingga saya harus antri bersama para pekerja.

Masih siang, masih sekitar 6 jam sebelum penerbangan kembali ke Jakarta. Influenza yang semakin berat dan cuaca yang tak baik membuat saya memutuskan untuk kembali ke Batam untuk istirahat sejenak sebelum terbang ke Jakarta. Dengan MRT saya kembali ke HarbourFront.

Pukul 14.20 Singapore Time (13.20 WIB)

Boarding ke Feri Batam Fast, kembali ke Batam. Walau kemana-mana backpack di punggung, ini bukan backpacking yang sebenarnya. Suatu saat saya ingin kembali untuk backpacking di negara ini. See you...

2 komentar:

Datuk Bertuah mengatakan...

ayoo.. pake paspor merah ya pak cik.. hihihi... btw ga mampir ke kantor Google pakcik?

Ison Idris mengatakan...

Datuk...tak lah, pake paspor biasa aja